Neil Amstrong Meninggal, Pendaratan Manusia Di Bulan Menjadi Misteri. Ternyata Pendaratan Neil Amstrong Hanya Kebohongan Amerika?
Pada tahun 1974, seseorang bernama Bill Kaysing menerbitkan sebuah buku berjudul We Never Went to the Moon : America’s Thirty Billion Dollar Swindle. Isinya mengatakan bahwa Amerika telah memalsukan pendaratan di bulan. Hasil investigasinya didasarkan pada kejanggalan yang ada pada rekaman dan foto-foto yang dirilis oleh NASA.
Sejak itu, teori konspirasi pendaratan bulan lahir. Beberapa buku ditulis setelah buku Kaysing, mengusulkan ide yang sama. Bagaimana penjelasannya?
Astronot Amerika Serikat Neil Amstrong hari Sabtu (25/8/2012) meninggal dunia pada usia 82 tahun, setelah mengalami komplikasi menyusul operasi bypass jantung yang dijalaninya.
Presiden AS Barack Obama menyebut Amstrong sebagai satu dari pahlawan Amerika paling besar, “yang mengantarkan manusia menuju pencapaian yang tidak akan pernah terlupakan.”
Gelar pahlawan besar itu, sepertinya tidak terlalu berarti bagi Neil Amstrong, yang setelah peristiwa bersejarah “pendaratan manusia pertama di bulan” tidak pernah mau diwawancarai ataupun menandatangani memorabilia terkait misi yang dijalaninya itu.
Amstrong beralasan, dia tidak ingin menjadi “kenangan hidup,” lansir Euronews (26/8/2012).
Sebelum menjadi orang pertama yang mendarat di bulan bersama rekannya Buzz Aldrin dan Michael Collins, Amstrong berkarir di angkatan laut AS dalam Perang Korea dan menjadi pilot uji untuk militer AS.
Amstrong dikenal dengan kata-katanya saat mendarat di bulan, “One small step for man, one giant leap for mankind.”
Kontroversi
Di balik kesuksesan pendaratan manusia pertama di bulan dengan Apollo 11 itu, terdapat kejanggalan-kejanggalan yang membuat sebagian orang, termasuk warga Amerika sendiri, meragukan kebenaran pendaratan di bulan oleh 3 astronot Amerika tersebut.
Banyak orang yakin, klaim Amerika sebagai negara pertama yang berhasil mendaratkan manusia ke bulan merupakan bualan politik, untuk menandingi Rusia yang sebelumnya lebih dulu berhasil mengorbitkan pesawat luar angkasanya. Gedung Putih, yang ketika itu dipimpim Presiden Richard Nixon, bernafsu untuk mengungguli Rusia, musuhnya dalam Perang Dingin.
Bayangan dari obyek-obyek yang terekam dalam gambar dokumentasi pendaratan di bulan itu juga menimbulkan pertanyaan.
Dari arah jatuh bayangan dan intensitas cahaya sinar yang terlihat, menurut sejumlah pakar tidak mungkin gambar itu diambil dari permukaan bulan yang gelap gulita. Sejumlah kalangan yakin, gambar tersebut diambil di suatu tempat yang dirancang sedemikian rupa menyerupai permukaan bulan, dan pengambilan gambar mendapatkan bantuan cahaya lampu-lampu sorot. Modul ruang angkasa mungil yang dinaiki Amstrong dan Aldrin, sangat tidak mungkin mengangkut perlengkapan tata cahaya yang banyak dan membutuhkan energi listrik besar. Terlebih, bias cahaya itu sudah terlihat saat Amstrong turun pertama kali menjejakkan kakinya di bulan.
Di dekat modul ruang angkasa itu, terlihat pula jejak berupa garis, yang berbeda dengan keadaan tanah bulan di sekitarnya. Garis itu terlihat seperti bekas jejak kendaraan. Jika benar Amstrong adalah orang pertama yang mendarat di bulan, maka jejak garis itu tidak akan ada di sana sebelumnya.
Gerakan bendera Amerika Serikat yang ditancapkan juga menimbulkan kecurigaan tersendiri. Bendera itu terlihat bergerak seperti terkena tiupan angin, padahal di bulan hampa udara dan tidak ada gravitasi, yang menjadi salah satu faktor terbentuknya hembusan angin.
Salah satu foto terkenal tentang misi pendaratan manusia pertama di bulan adalah ketika Neil Amstrong terlihat sedang turun menjajaki tangga modul ruang angkasa yang diawakinya. Jika orang yang sedang turun itu adalah Amstrong, maka berarti orang yang mengambil gambar tersebut adalah Buzz Aldrin. Jika demikian kenyataannya, maka logikanya, orang pertama yang menjejakkan kakinya di bulan pada 20 Juli 1969 adalah Buzz Aldrin, bukan Neil Amstrong.
Ucapan Amstrong yang terkenal itu juga menimbulkan pertanyaan sederhana tetapi mendasar.
Secara gramatikal, ucapan“One small step for man”, kehilangan kata ‘a’ di antara kata ‘for’ dan ‘man’.Sebagian orang percaya, jika kata-kata itu diucapkan secara spontan oleh Neil Amstrong, seorang warga Amerika yang sehari-hari berbahasa Inggris dan memiliki kecerdasan tinggi, maka kecil sekali kesalahan itu akan dilakukan. Kecuali, jika Amstrong diskenariokan untuk mengucapkan kalimat itu, namun karena terlupa narasi atau salah baca, maka ia melakukan kesalahan kecil tersebut.
Peristiwa “besar” dalam sejarah manusia itu pun tidak memiliki dokumentasi yang banyak setara dengan kehebatan prestasi yang dicetaknya, sebab sampai saat ini Amstrong, Aldrin dan Collins tidak banyak bicara tentang misi pendaratan pertama mereka di bulan.
Bukti palsu
Pemalsuan bukti ilmiah bukan hal yang tidak pernah dilakukan dalam dunia ilmu pengetahuan. Di bidang teori evolusi, beberapa kali para pakar memalsukan bukti fosil yang ditemukannya. Dua kasus yang terkenal adalah fosil burung dinosaurus dan tengkorak ‘Piltdown Man’.
Tahun 1999, majalah terkemuka National Geographic memuat gambar tulang-belulang kerangka dinosaurus dari jenis unggas yang diklaim ditemukan para pakar di China. Pemalsuan itu dilakukan oleh para ilmuwan evolusi, dibantu National Geographic sebagai media, untuk mengisi kekosongan rangkaian tahapan evolusi mahluk hidup sekaligus mengukuhkan Teori Evolusi Darwin.
Jauh sebelum itu para penganut Darwinisme juga pernah memalsukan temuan tengkorak manusia purba yang diberi nama ‘Piltdown Man’. Penemuan tengkorak itu diumumkan pada tahun 1911-1912. Namun, kemudian terungkap kebohongannya pada tahun 1953. Bristish Natural History Museum menegaskan bahwa kerangka ‘Piltdown Man’ –yang disebut sebagai kerangka orang Inggris purba– terdiri dari kombinasi tengkorak manusia dan rahang primata dari jenis orangutan.*
By: AULIA MUSA
sumber : http://astrofiska.wordpress.com